Pada artikel sebelumnya sudah membahas terkait hubungan literasi keuangan yang baik terhadap pengambilan keputusan finansial menuju kesejahteraan. Kali ini, artikel ini akan membahas pengertian financial behavior dan financial attitude serta tingkatan literasi keuangan. Alangkah baiknya kamu perlu tahu istilah dan tingkatan tersebut sebelum tau urgensi literasi keuangan lebih lanjut. Yuk, simak artikel berikut ini!
Jadi, sebelum kamu mengetahui cara pengelolaan keuangan yang baik dan benar, kamu juga mesti tau istilah berikut ini. Kerap kali banyak mahasiswa khususnya kalangan Gen Z yang belum mampu memilah pembelian barang yang diinginkan dan barang yang betul-betul diperlukan. Pemahaman literasi keuangan secara menyeluruh dapat membantu kamu menjadi mahasiswa cerdas dan dapat mengelola keuangan secara mandiri. Tentunya hal ini berguna untuk kebutuhan perencanaan keuangan di masa depan.
Financial Behavior
Financial dan behavior merupakan dua makna yang berbeda. Financial behavior adalah kemampuan terhadap keterampilan mengelola, memeriksa, mengendalikan atau menyimpan dana sehari-hari. Financial behavior penting dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam proses kelola uang jajan kamu ataupun aset berharga yang kamu punya.
Bagi sebagian orang saat duduk di bangku perkuliahan terutama yang memilih konsentrasi bidang akuntansi atau sejenis bidang ekonomi pasti sudah mempunyai bekal ilmu keuangan. Di sekolah, perguruan tinggi, hingga lingkungan masyarakat biasanya sudah tidak asing lagi pelajaran mengenai pengelolaan keuangan. Meski ilmu keuangan dari para pengajar hanya dasar-dasar saja, setidaknya pelajar dapat mengembangkan kembali. Namun, tidak banyak yang menerapkan ilmu pengelolaan keuangan tersebut di kehidupan sehari-hari.
Jadi, hal ini penting demi mencegah perilaku boros dan mencegah perilaku buruk dalam mengelola keuangan. Dari sini kamu akan lebih cakap memanajemen keuangan pribadi, menjadi pribadi yang lebih struktural dengan catatan keuangan harian, bulanan, atau rencana menabung.
Financial Attitude
Selain itu, selain memperhatikan perilaku (behavior) dalam mengelola dana keuangan sehari-hari. Penting untuk menyeimbangkan dengan financial attitude. Financial attitude merupakan keadaan pikiran, pandangan, pendapat, penilaian terhadap keuangan pribadinya yang diperlihatkan lewat sikap.
Setelah kamu dapat menentukan perilaku yang efektif dalam tahapan financial behaviour, di tahap financial attitude saatnya kamu mulai menentukan tujuan misal dalam hal manajemen keuangan pribadi kamu. Di sini selain kamu bisa menilai dari pengalaman orang-orang , tentu pula penuh pertimbangan dan riset serta konsultan profesional seperti pekerja asuransi atau pegawai bank untuk membantu kamu dalam pengambilan keputusan finansial.
Empat Tingkat Literasi Keuangan
Literasi keuangan di Indonesia terbagi menjadi empat bagian, lho! Apa saja kira-kira? Berikut penjelasan secara sistematisnya.
1. Well literate
Tingkatan pertama memberikan maksud bahwa pengetahuan dan keyakinan masyarakat terhadap lembaga jasa keuangan serta produk jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan, serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
Masyarakat cenderung cerdas dalam memilih layanan jasa keuangan yang terbaik untuk dipergunakan sesuai kebutuhannya. Tak jarang masyarakat juga bekerja sama dengan beberapa pengguna aktif produk atau jasa keuangan untuk memantau progress dan keamanan fitur yang mereka gunakan.
2. Sufficient literate
Kedua, masyarakat cukup memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.
Pengelolaan keuangan melalui fitur jasa keuangan oleh masyarakat cenderung stabil. Selalu memastikan kondisi keuangan sesuai yang diharapkan dan tidak lupa untuk melakukan evaluasi. Hal ini, termasuk orang-orang dalam tingkatan sufficient literate.
3. Less literate
Ketiga ini mempunyai arti bahwa masyarakat hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan, produk dan jasa keuangan. Mayoritas masyarakat masih kurang memiliki pengetahuan yang luas. Kerap tertinggal akan informasi terbaru soal keuangan dan pasif terhadap perubahan. Mereka masih kurang waspada terlebih dengan konten penipuan yang dapat menjebak kamu dalam memberikan pin dompet digital ke sembarang pihak yang tidak bertanggungjawab.
4. Not literate
Tingkat terakhir justru memberikan klaim bahwa masyarakat tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
Penerapan keempat pilar tersebut bertujuan mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat literasi keuangan yang tinggi sehingga masyarakat dapat memilih dan memanfaatkan produk jasa keuangan guna meningkatkan kesejahteraan.
Selain itu juga, literasi keuangan dibagi menjadi empat aspek yang terdiri dari pengetahuan dasar keuangan (basic financial knowledge), simpanan dan pinjaman (saving & borrowing), proteksi (insurance), dan investasi. Pengetahuan keuangan dasar yang mencangkup pengeluaran, pendapatan, aset, hutang, ekuitas, dan resiko. Pengetahuan dasar ini berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam melakukan investasi atau biaya – biaya yang bisa mempengaruhi perilaku individu dalam mengelola keuangannya.
Aspek Literasi Keuangan
Menurut Chen dan Volpe, literasi keuangan dibagi menjadi empat aspek, secara spesifik sebagai berikut:
- Memahami beberapa hal terkait pengetahuan dasar keuangan pribadi.
- Simpan Pinjam, bagian ini mencakup pengetahuan yang berkaitan dengan simpan pinjam seperti penggunaan kartu kredit.
- Asuransi (insurance), bagian ini mencakup pengetahuan dasar tentang asuransi dan produk asuransi seperti asuransi jiwa, asuransi kendaraan.
- Investasi (investasi), bagian ini mencakup pengetahuan tentang suku bunga pasar, reksa dana, dan risiko investasi.
Sedangkan menurut Nababan dan Sadalia, literasi keuangan dibagi menjadi 5 aspek pemahaman, yaitu:
- Basic Personal Finance. Keuangan pribadi dasar terlihat dari beberapa contoh terkait pemahaman dasar seseorang tentang sistem keuangan, cara menghitung bunga sederhana, bunga majemuk, inflasi, biaya peluang, nilai waktu, klausul aset likuid, dll.
- Pengelolaan uang (manajemen uang). Manajemen keuangan bisa disebut pula sebagai ilmu pengelolaan uang pribadi. Semakin seseorang memahami literasi keuangan, maka semakin baik dalam mengelola keuangan pribadinya.
- Pengelolaan kredit dan utang. Pengelolaan perkreditan merupakan serangkaian kegiatan dan komponen yang saling berhubungan secara sistematis dalam proses pengumpulan dan penyajian informasi perkreditan bagi bank.
- Tabungan dan investasi. Tabungan adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk kegiatan konsumsi, sedangkan bagian tabungan yang digunakan untuk kegiatan ekonomi yang menguntungkan (produksi barang dan jasa) disebut investasi.
- Manajemen risiko. Resiko merupakan sesuatu yang timbul dari ketidakpastian. Manajemen risiko bermanfaat untuk menangani risiko sedemikian rupa sehingga meminimalkan kerugian atau memaksimalkan keuntungan yang diperoleh.
Baca Juga: 6 Tips Mengelola Uang THR: Anti Boncos Setelah Lebaran
Nah, itu tadi istilah dalam tahapan memahami dasar literasi keuangan, 4 tingkatannya juga beberapa aspek literasi keuangan di Indonesia yang cukup terangkum sesuai survei terpercaya. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu!