Literasi bukan hanya sekedar kemampuan membaca dan menulis. Pada awalnya literasi merupakan pemahaman dan penguasaan pengetahuan yang diwariskan secara lisan melalui mitos, legenda, ritual, dan hukum adat yang membentuk identitas serta struktur sosial masyarakat. Seiring perkembangan zaman, konsep dan definisi literasi mengalami perubahan. Lalu seperti apa evolusi literasi tradisional ke literasi digital?

Perbedaan Literasi Tradisional dengan Literasi Digital

Literasi tradisional melibatkan kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan memahami informasi tulisan cetak. Ini adalah fondasi penting bagi kehidupan manusia untuk berkomunikasi secara efektif, mengembangkan pemikiran kritis, dan memahami dunia sekitar. 

Sejak awal peradaban, kemampuan membaca dan menulis dianggap sebagai kunci untuk mengakses pengetahuan, serta media utama untuk menyebarkan informasi. Literasi tradisional melibatkan pemikiran kritis, kemampuan untuk menganalisis dan menafsirkan informasi, serta menarik kesimpulan dari teks tertulis. Literasi ini menjadi dasar untuk memahami teks yang lebih kompleks seperti karya sastra, artikel ilmiah, hingga dokumen hukum.

Sedangkan literasi digital merujuk pada kemampuan untuk mencari, mengakses, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi yang diperoleh dari media digital. Ini mencakup pemahaman dasar tentang cara menggunakan perangkat digital seperti komputer, ponsel, hingga keterampilan dalam navigasi internet dan media sosial.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa literasi tradisional dan literasi digital memiliki perbedaan mendasar yang mencerminkan perubahan cara individu mengakses, memahami, dan menggunakan informasi. 

Kolaborasi Literasi Tradisional dan Literasi Digital

Kedua literasi ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Perbedaan tadilah yang menjadi alasan literasi tradisional dan literasi digital saling melengkapi dan berkolaborasi untuk menciptakan masyarakat digital yang lebih cerdas. Contohnya, untuk membaca artikel online atau memanfaatkan sumber daya pendidikan berbasis internet, seseorang masih membutuhkan literasi dasar untuk memahami konten tersebut.

Namun, tantangan adalah ketika akses digital tidak tersebar secara merata. Di beberapa daerah, masih ada kesenjangan digital di mana orang tidak memiliki akses yang memadai ke internet atau perangkat teknologi. Hal ini membuat literasi tradisional menjadi tetap penting, terutama bagi mereka yang belum mendapatkan akses penuh ke teknologi digital. Maka dari itu, literasi tradisional tetap penting dan literasi digital kini menjadi aspek krusial dalam masyarakat modern.

Selain itu, literasi tradisional dan literasi digital memegang peran yang sama-sama penting dalam dunia pendidikan. Misalnya, siswa yang memiliki keterampilan literasi yang baik akan lebih mampu memahami materi pelajaran, berpikir kritis, serta berkomunikasi dengan baik.  Di sisi lain, literasi digital memungkinkan siswa untuk mengakses sumber belajar yang lebih luas, termasuk platform e-learning, video tutorial, dan komunitas belajar daring.

Literasi tradisional dan literasi digital merupakan dua aspek yang saling melengkapi dalam kehidupan modern. Keduanya memainkan peran penting dalam membentuk individu yang cerdas, kritis, dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Jadi, meskipun teknologi semakin maju, literasi tradisional tetap relevan sebagai dasar untuk memahami informasi, sementara literasi digital membuka peluang baru untuk akses pengetahuan dan partisipasi global.

Pengaruh Teknologi Pada Literasi Tradisional

Teknologi memiliki dampak ganda terhadap perkembangan literasi. Di satu sisi, teknologi memberikan manfaat bagi perkembangan literasi, memungkinkan digunakan sebagai alat untuk mempromosikan literasi. Perkembangan teknologi dan informasi ini memudahkan akses terhadap berbagai bahan bacaan.

Baca Juga: Pentingnya Literasi Digital di Era Modern

Bahan bacaan yang mudah diakses seperti buku berbentuk elektronik (e-book) memiliki banyak kelebihan seperti menghemat ruangan, akses tak terbatas, tidak terbatas ruang dan waktu, bisa berbentuk multimedia, dan biayanya lebih murah. Sehingga kelebihan tersebut dapat menjadi tantangan tersendiri bagi literasi tradisional, contohnya:

  • Perpustakaan sudah turut memanfaatkan teknologi digital sehingga minat baca masyarakat di perpustakaan menurun
  • Beredarnya situs penyedia buku ilegal di internet yang semakin besar sangat mempengaruhi hak cipta dan pendapatan penulis serta penerbit pada industri sastra
  • Meskipun teknologi mempermudah pekerjaan, masih ada wilayah di dunia yang tidak memiliki akses memadai ke internet, sehingga memiliki keterbatasan dalam mengakses sumber dan konten literasi yang penting.
  • Informasi yang mudah diakses oleh siapa saja tetapi tidak semua informasi yang tersedia di internet akurat. Maka, diperlukan kemampuan literasi digital bagi masyarakat dalam mengakses informasi yang benar dan terverifikasi.
  • Perkembangan teknologi mengubah cara masyarakat dalam belajar dan memperoleh informasi. Beberapa orang lebih suka mendapatkan informasi melalui audio-visual, podcast ataupun platform interaktif lainnya dibandingkan membaca teks. Hal ini, memengaruhi penurunan minat terhadap literasi tradisional.

Meskipun demikian, literasi baca tulis masih dianggap relevan di era digital karena menjadi dasar membentuk kemampuan individu memahami teks, audio, gambar, hingga video. Oleh karena itu, evolusi literasi dan peran teknologi dalam mempengaruhi cara kita membaca dan menulis tidak dapat diabaikan. Semoga artikel ini bermanfaat!