Hari Raya Idul Fitri tidak sekadar momen bertukar hampers dan bersantap ketupat. Lebih dari itu, Idul Fitri memiliki makna mendalam yang dirayakan oleh umat muslim di seluruh dunia.  Momen ini menandai berakhirnya bulan suci Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan.

Idul Fitri menjadi wujud syukur atas limpahan pahala dan kesempatan untuk kembali menjadi insan suci setelah sebulan penuh perjuangan melawan hawa nafsu. Idul Fitri tidak hanya perayaan kemenangan atas ibadah puasa, namun juga momentum untuk menjadi pribadi yang lebih baik, mempererat hubungan, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.

Pengertian Idul Fitri

Idul Fitri berasal dari bahasa Arab, terdiri dari 2 kata yaitu Id (festival atau perayaan). Sementara Fitr atau Fitri memiliki 2 arti menurut beberapa pandangan, seperti Fitri yang berarti buka puasa berdasarkan akar kata Ifthar (sighat mashdar dari aftharo-yufthiru) dan berdasar hadis Rasulullah SAW sebagai berikut:

”Dari Anas bin Malik: Tak sekali pun Nabi Muhammad SAW. Pergi (untuk shalat) pada hari raya Idul Fitri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya.” Dalam Riwayat lain: “Nabi SAW. Makan kurma dalam jumlah ganjil.” (HR Bukhari).

Sedangkan kata Fitri yang berarti suci, bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, keburukan berdasarkan dari akar kata fathoro-yufthiru dan hadis Rasulullah SAW sebagai berikut: 

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘alaih). Barangsiapa yang shalat malam di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq ‘alaih). 

Idul Fitri merupakan hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 syawal setelah 1 bulan menjalankan ibadah puasa. Pada hari itu, umat Islam dianjurkan bergembira dan bersuka cita. 

Lebaran berasal dari bahasa Jawa, yakni kata “wis bar” yang berarti sudah selesai. Maksudnya sudah selesai menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Sementara “Bar” adalah bentuk pendek dari kata “Lebar” dalam bahasa Jawa yang artinya selesai. 

Namun, istilah lebaran justru dipopulerkan oleh masyarakat Betawi daripada masyarakat Jawa itu sendiri. Mereka lebih sering menyebut riyaya dan syawalan. Masyarakat Betawi menggambarkan kata “lebaran” berasal dari kata lebar yang diartikan sebagai keleluasaan atau kelegaan hari setelah melaksanakan ibadah puasa. 

Makna Merayakan Idul Fitri

Idul Fitri bermakna kembali fitrah. Fitrah merupakan kembali ke sifat bawaan sejak lahir yakni bersih dan suci setelah 1 bulan melakukan berbagai amalan di bulan Ramadhan. Tercantum dalam Al-Qur’an surah Ar-Rum ayat 30 yang berbunyi :

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ

Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Menurut ulama Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Al-Ghunyah li Thalibi Tariqil Haq Azza wa Jalla fil Akhlaq, wat Tashawwuf, wal Adabil Islamiyah, Syekh Abdul Qadir memaknai hari Idul fitri sebagai berikut:

ليس العيد بلبس الناعمات وأكل الطيبات ومعانقة المستحسنات والتمتع باللذات والشهوات. ولكن العيد بظهوره علامة القبول للطاعات وتكفير الذنوب والخطيئات وتبديل السيئات بالحسنات والبشارة بارتفاع الدرجات والخلع والطرف والهبات والكرامات وانشراح الصدر بنور الإيمان وسكون القلب بقوة اليقين وما ظهر عليه من العلامات وانفجار بحور العلوم من القلوب على الألسنة وأنواع الحكم والفصاحة والبلاغة

Arti: Idul Fitri itu bukan mengenakan pakaian bagus, mengonsumsi makanan enak, memeluk orang-orang tercinta, dan menikmati segala kelezatan duniawi. Idul Fitri adalah kemunculan tanda penerimaan amal ibadah, pengampunan dosa dan kesalahan, penghapusan dosa oleh pahala, kabar baik atas kenaikan derajat di sisi Allah, “pakaian” pemberian, “harta benda” baru, aneka pemberian, dan kemuliaan, kelapangan batin karena cahaya keimanan, ketenteraman hati karena kekuatan keyakinan, tanda-tanda Ilahi lain yang tampak, pancaran lautan ilmu dari dalam sanubari melalui ucapan, pelbagai kebijaksanaan, kafasihan, dan kekuatan retoris (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghunyah li Thalibi Tariqil Haq Azza wa Jalla, Beirut, Darul Kutub Al-Islamiyah, 1997 M/1417 H, juz II, halaman 34).

Keistimewaan Idul Fitri

Idul Fitri memiliki banyak keutamaan, hal ini membuat umat Islam menjadi semakin gembira atas perayaan Idul Fitri yang datang sekali dalam 1 tahun. Berikut keistimewaan Idul Fitri yang bisa kamu rasakan dan dapatkan manfaatnya. 

Menujukkan Rasa Syukur

Umat muslim menjadikan Idul Fitri sebagai momen menujukkan rasa syukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Mandi sebelum melaksanakan shalat ied merupakan salah satu bentuk rasa syukur yang bisa kamu tiru, menyucikan diri dan kembali fitrah. 

Selain mandi sebelum melaksanakan sholat ied, kamu bisa perbanyak baca takbir di malam hari sebelum matahari terbit. Kamu bisa menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT sekaligus mendapatkan pahala yang melimpah.  

Hari Pengampunan dan Pembagian Pahala

Keistimewaan lain dari Idul Fitri adalah pengampunan dosa dan pembagian pahala. Sebab, Allah SWT memberikan ampunan dan pahala kepada hamba-Nya yang sudah menunaikan ibadah puasa dan mengerjakan amalan-amalan baik lainnya atas dasar iman di bulan Ramadhan. Hal ini tertuang dalam hadits berikut: 

Dari ibnu mas’ud RA, dari Nabi Muhammad SAW: “Tatkala umat nabi melaksanakan puasa Ramadhan dan mereka keluar untuk melaksanakan shalat ied, maka Allah berfirman: Wahai malaikatku, setiap yang telah bekerja mendapatkan upahnya, Dan hamba-hambaku yang melaksanakan puasa Ramadhan dan keluar rumah untuk melaksanakan shalat Ied dan memohon upah atau ganjaran mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka.”

Kemenangan Melawan Hawa Nafsu

Umat Islam menahan hawa nafsu makan, minum, emosi, pikiran, dan nafsu lainnya selama berpuasa 1 bulan penuh. Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk merayakan hal tersebut, sebagai rasa syukur telah mampu mengendalikan hawa nafsu di dalam diri selama puasa Ramadhan. 

Mempererat Silaturahmi

Saat hari raya tiba, umat Islam dianjurkan untuk berkunjung dan bersalaman mengucapkan selamat dan mohon maaf. Hal tersebut membuat hubungan bersama keluarga, tetangga, teman, dan kerabat terdekat lainnya menjadi lebih erat. Kunjungan yang diharapkan tuan rumah dan penyambutan yang diidamkan oleh tamu, membuat lebaran menjadi momen yang dinanti mayoritas umat Islam. 

Hari Baik  

Dimulai dari malam hari sebelum 1 syawal, mayoritas umat Islam mengumandangkan takbir berulang kali untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT. Suara takbir tersebut memberikan ketenangan dan rasa gembira menyambut esok pagi 1 syawal. Setelah melaksanakan sholat ied, umat Islam mulai bersilaturahmi dari rumah satu ke rumah yang lainnya. 

Interaksi penuh ucapan selamat dan permohonan maaf kepada sesama, memberikan ketenangan bagi yang ikut merayakan. Selain itu, pemberian THR atau Tunjangan Hari Raya sangat amat dinantikan semua umur. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, memberikan sedikit rezeki kepada sesama membuat suasana Idul Fitri menjadi baik dan penuh kegembiraan. 

Baca juga: Penuh Keberkahan: 8 Amalan Sunnah Di Hari Raya Idul Fitri

Demikian informasi mengenai Idul Fitri dan keistimewaannya yang bisa kamu petik dan tiru pelajaranya. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu!