
Pada awalnya, literasi hanya sebatas keterampilan membaca dan menulis di media cetak, seperti buku dan surat kabar. Semenjak revolusi teknologi muncul secara signifikan dan masif, media digital menjadi saluran baru untuk berkomunikasi, mencari, dan memberikan informasi. Sejak saat inilah literasi tidak lagi hanya sebatas pada media cetak. Literasi digital sudah menjadi pengetahuan baru yang penting untuk dimiliki semua kalangan masyarakat di era digital ini.
Latar Belakang Literasi Media
Literasi media dimulai di Inggris dan Amerika Serikat sebagai akibat dari propaganda perang pada tahun 1930-an dan munculnya iklan pada tahun 1960. Pesan manipulasi telah menarik lebih banyak perhatian dari para pendidik. Mempromosikan pendidikan media untuk mengajar individu bagaimana menilai dan mengevaluasi pesan media yang mereka terima. Kemampuan untuk mengkritik konten digital dan multimedia memungkinkan individu untuk mengidentifikasi bias dan menilai pesan secara mandiri.
Sejarah Gerakan Literasi Digital di Indonesia
- Internet Sehat yang diinisiasi sejak 2002 oleh ICT Watch adalah salah satu cikal bakal gerakan literasi digital di Indonesia. ICT Watch adalah organisasi masyarakat sipil yang telah mendapatkan sejumlah penghargaan PBB, berkolaborasi dengan multi stakeholder nasional dan global. Salah satu pendiri ICT Watch adalah Donny Utoyo, pemerhati sosiologi digital dan pegiat literasi digital.
- Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) didirikan sejak 2017 saat ini beranggotakan 168 pegiat dari 78 Universitas/lembaga yang tersebar di 30 Kota, dalam dan luar negeri. Japelidi adalah salah satu motor penggerak beragam kegiatan literasi digital di Indonesia. Salah satu pendiri Japelidi adalah Novi Kurnia, akademisi dan peneliti komunikasi dari UGM.
- Gerakan Nasional Literasi Digital SIBERKREASI diluncurkan pada 2 Oktober 2017, kolaborasi multi stakeholder untuk meningkatkan literasi digital di masyarakat. Saat ini tak kurang dari 130 entitas bergabung sebagai jejaring SIBERKREASI dan memiliki kegiatan daring/luring.
Sejarah Literasi Digital Berdasarkan Para Ahli
Menurut salah satu buku Davis & Shaw (2011), istilah literasi digital pernah digunakan tahun 1980-an. Literasi digital secara umum bermakna kemampuan untuk berhubungan dengan informasi hipertekstual dalam arti membaca non-sekuensial atau non-urutan berbantuan komputer (Bawden, 2001). Istilah literasi digital mulai populer sekitar tahun 2005 (Davis & Shaw, 2011).
Gilster (2007) kemudian memperluas konsep literasi digital sebagai kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital, dengan kata lain kemampuan untuk membaca, menulis dan berhubungan dengan informasi dengan menggunakan teknologi dan format yang ada pada masanya.
Penulis lain menggunakan istilah literasi digital untuk menunjukkan konsep yang luas yang menautkan bersama-sama berbagai literasi yang relevan serta literasi berbasis kompetensi dan keterampilan teknologi komunikasi, namun menekankan pada kemampuan evaluasi informasi yang lebih luwes dan perangkaian pengetahuan bersama-sama pemahaman dan sikap (Bawden, 2008; Martin, 2006, 2008) .
Literasi digital mencakup pemahaman tentang web dan mesin pencari. Pemakai memahami bahwa tidak semua informasi yang tersedia di web memiliki kualitas yang sama; dengan demikian pemakai lambat laun dapat mengenali situs web mana yang kredibel serta situs mana yang tidak dapat dipercayai.
Revolusi Teknologi Digital di Abad ke-20
Pada abad ke-20, dunia mulai mengalami revolusi besar dalam hal teknologi, yang menjadi fondasi bagi perkembangan literasi digital seperti yang dikenal saat ini. Revolusi ini mencakup beberapa penemuan dan inovasi penting yang mempercepat transisi dari komunikasi tradisional ke era digital.
1. Munculnya Komputer dan Komputasi Digital
Perkembangan teknologi komputer di pertengahan abad ke-20 adalah titik awal dari revolusi digital. Pada awalnya, komputer digunakan oleh institusi besar, seperti pemerintah dan perusahaan multinasional, untuk menyelesaikan perhitungan yang kompleks. Komputer generasi pertama masih berukuran besar dan lambat, tetapi revolusi ini berlanjut dengan pengembangan mikroprosesor pada tahun 1970-an yang memungkinkan pembuatan komputer pribadi (PC).
Dengan munculnya PC, akses terhadap teknologi komputer mulai menyebar ke rumah tangga dan sekolah, membuatnya lebih terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat umum. Ini menjadi landasan pertama bagi literasi digital.
2. Kelahiran Internet
Penemuan internet pada akhir 1960-an dan awal 1970-an (dari proyek ARPANET di Amerika Serikat) merupakan tonggak penting dalam sejarah teknologi digital. Internet memungkinkan komunikasi antar komputer di lokasi yang berbeda dan memfasilitasi berbagi informasi secara global. Pada 1990-an, dengan perkembangan World Wide Web (WWW), internet mulai diakses secara luas oleh masyarakat umum.
Penggunaan internet yang semakin meningkat memungkinkan orang untuk mengakses informasi digital dalam jumlah besar secara cepat. Ini adalah salah satu momen kunci dalam perkembangan literasi digital, karena kemampuan untuk menavigasi dan memahami informasi digital menjadi keterampilan yang penting.
Baca Juga: Literasi Digital: Manfaat, Tantangan, dan Contohnya
3. Perkembangan E-Mail dan Komunikasi Digital
Selain akses informasi melalui web, perkembangan e-mail sebagai alat komunikasi digital pada tahun 1970-an dan 1980-an memperkenalkan cara baru berinteraksi yang lebih cepat dan efisien dibandingkan surat tradisional. E-mail membuka jalan bagi berbagai bentuk komunikasi digital yang kita gunakan hari ini, seperti pesan instan, video conference, dan platform media sosial.
4. Media Digital dan Konten Elektronik
Di akhir abad ke-20, munculnya CD-ROM, DVD, dan media penyimpanan digital lainnya memungkinkan distribusi konten dalam bentuk digital, seperti buku elektronik, musik, dan video. Orang mulai menggunakan komputer untuk mengakses, menyimpan, dan berbagi konten digital. Ini menandai pergeseran besar dari media cetak dan fisik ke media elektronik, yang mengubah pola konsumsi informasi masyarakat.
5. Tumbuhnya Aksesibilitas Teknologi
Salah satu aspek revolusi teknologi digital yang paling berdampak adalah meningkatnya aksesibilitas. Pada akhir 1990-an, harga perangkat keras seperti komputer pribadi, ponsel, dan layanan internet mulai turun, membuat teknologi lebih terjangkau bagi masyarakat umum. Hal ini memperluas akses terhadap literasi digital di kalangan berbagai lapisan masyarakat, memungkinkan lebih banyak orang untuk terlibat dalam dunia digital.
Itulah penjelasan sejarah literasi, dari literasi tradisional yang hanya berdasarkan media cetak, sampai literasi media dan digital. Keberadaan teknologi digital yang semakin berkembang seharusnya menjadi acuan seluruh kalangan masyarakat digital untuk terus mengembangkan literasi digital. Semoga artikel ini bermanfaat!